Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Wajib Tahu, Bahaya Menasehati Yang Salah Tempatnya


Guratanku.com - Hello readers, kali ini kang Adymin mau membagikan sebuah info yang berkaitan dengan adab dan ahlak. Artikel ini Kang Adymin tulis tidak hanya terfokus pada salah satu agama saja namun pelajarannya bisa berlaku untuk semua pemeluk agama ataupun umum.

Lisan lebih tajam dari pisau, mungkin pendapat tersebut benar adanya karena kadang jika luka yang disebabkan pisau dalam beberapa hari bisa sembuh. Namun berbeda dengan apa yang dihasilkan oleh lisan. Sadar atau tidak sadar, luka yang disebabkan oleh lisan sangatlah lama penyembuhannya bahkan ada yang permanent tidak sembuh-sembuh.

Menasehati dalam hal kebaikan memanglah kewajiban utama bagi orang-orang yang beriman bahkan dalam kitab suci menyerukan  "tolong-menolonglah kamu dalam hal kebaikan dan taqwa, dan jangan tolong-menolong  dalam pelanggaran dan dosa" (al-maidah :2).

Namun dalam praktiknya, ternyata tidak semua nasehat tepat pada tempatnya. Adapun kadang ternyata ada seorang yang menasehati akhirnya berujung dibenci dan dijauhi oleh sebab perbuatannya. Namun kita tak sepenuhnya menyalahkan keadaan tersebut ataupun orang yang membenci karenanya. Karena bisa jadi orang yang menasehati tersebut lupa akan salah satu adab yang pernah dicontohkan oleh orang yang paling mulia dan baik yaitu nabi Muhammad s.a.w. 

Nabi Muhammad s.a.w selalu mencontohkan budi pakerti luhur dalam segala perilaku maupun ucapannya. Terutama jika soal menasehati. Beliau akan memanggil orang yang bersangkutan langsung dan menasehatinya empat mata, dan bukan didepan teman-temannya ataupun di depan umum meskipun nasehat secara keseluruhan adalah kebenaran.

Dari adab beliau dapat dikatakan bahwa memang betul menasehati dalam hal baik adalah kewajiban orang beriman, namun ada adabnya yaitu tidak serta merta langsung di depan umum jika ingin menasehati langsung dengan orang terkait. Hal yang dilakukan oleh nabi Muhammad s.a.w adalah demi menjaga martabat si penerima nasehat tersebut dan tidak membuat malu didepan orang banyak. 

"Sebaik-baiknya orang mukmin adalah yang menutupi aib saudaranya" , jika kita telaah dan mempelajari ajaran nabi tersebut. Bisa dikatakan bahwa apapun kesalahan atau aib orang lain tak perlu dibicarakan didepan khayalak umum, meskipun kita tahu segala keburukannya kita wajib untuk menjaga lisan dari membicarakannya kepadanya saat didepan umum, maupun dibelakangnya jika tidak ada dirinya. Yang tepat adalah dengan menemui orangnya secara pribadi dan empat mata sebagaimana adab yang telah diajarkan oleh nabi Muhammad s.a.w . 

Mebicarakan aib atau keburukan orang dibelakang adalah perbuatan setan yang disebut ghibah, dan jika membicarakan kejelekan seseorang padanya di muka umum bukanlah nasehat, namun penghinaan ataupun pelecehan. Tentu semua orang tak ada satupun yang mau apabila martabatnya direndahkan baik di depan maupun di belakangnya.

Imam syafi'i pernah berkata "nasihatilah aku dikala sepi. Dan jangan nasihati aku dikala ramai. Karena menasehati dikala ramai bagaikan hinaan yang menyakitkan hati" . Oleh sebab itu alangkah baiknya jika hendak memberikan kritik yang sebenarnya bersifat terpuji dan menambah kebaikan sebaiknya tidak lupa untuk memperhatikan bagaimana keadaan lapangan. Sebab tidak semua orang bisa menerima kritikan apalagi sebuah hal yang merendahkan martabat seperti hinaan.


Abu Ali Addaqaq pernah berkata "Orang yang berbicara dengan kebathilan adalah setan yang berbicara, sedangkan orang yang diam dari kebenaran adalah setan yang bisu" . Semoga kita semua selalu mendapat kebahagiaan dalam kehidupan di dunia dan akhirat. Aamiin.

Posting Komentar untuk "Wajib Tahu, Bahaya Menasehati Yang Salah Tempatnya"