Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Jenis Alat Musik Tiup Tradisional, Bukti Kekayaan Budaya Indonesia

Guratanku.com - Indonesia memang mempunyai kekayaan yang paling berlimpah, tidak cuma hasil dari bumi dan lautnya, tetapi dari sisi budaya. Dalam kebudayaan semua Indonesia, ada selalu alat musik tradisionil yang celah menyemarakkan dan memberi warna kebudayaan bangsa ini. Alat musik tradisionil Indonesia dapat digolongkan dari langkah memainkan, satu diantaranya alat musik tiup.

Sepintas Berkenaan Alat Musik Tiup

Dalam perubahannya, alat musik tiup tradisionil seperti suling dalam masyarakat cepat sekali mendapatkan perhatian lebih dan memberi respon positif. Tidak sangsi penebaran dan perubahan alat musik tradisionil pada jaman dahulu demikian cepat.

Tetapi berlainan dengan sekarang ini, peninggalan budaya mulai sirna. Benar-benar sayang jika kita sebagai bangsa Indonesia tidak mengenal keberagaman yang berada di Indonesia. Sebagai bangsa yang bagus, tentu saja kita harus ketahui dan melestarikan keberagaman kesenian musik Indonesia. Janganlah sampai terlewatkan bahkan juga sampai dianggap negara lain. Cukup banyak kasus pernyataan dari negara lain berkenaan kebudayaan Indonesia, hal tersebut muncul karena menurunnya rasa senang pada budaya.

Dalam artikel ini akan dihidangkan kelompok alat musik tiup dari semua Indonesia. Diharap kita dapat senang sesudah ketahui kekayaan Indonesia dari sisi kesenian dan kebudayaan. Karena sangat jumlahnya alat musik tiup tradisionil, kemungkinan bakal ada beberapa alat musik yang belum disebut. Disamping itu akan habiskan waktu yang banyak untuk membaca artikel ini. Dalam artikel ini akan termuat lebih dari 30 alat musik tiup, selamat membaca.
 

1. Alat Musik Tiup - Suling

suling atau seruling

Siapakah yang tidak mengenal dengan alat musik ciri khas Melayu ini, suara yang dibuat oleh seruling atau suling benar-benar lembut dan nyaman didengarkan. Suling juga pas dipadankan dengan alat musik tradisionil bahkan juga kekinian.

Suling dibuat dari bambu yang dikasih lubang pada seginya untuk atur suara. Banyak macam suling yang bisa diketemukan di beberapa wilayah. Di zaman kekinian seperti sekarang ini, ada pula suling yang tidak dibuat dari kayu.

2. Suling Paruh

suling paruh maluku

Alat musik tiup tradisionil dari bambu ini datang dari wilayah Maluku. Suling dari seruas bambu yang ke-2  ujungnya disumbat dan satu diantaranya dipotong miring seperti berwujud paruh. Pada ujung yang dipotong miring itu dikasih sela untuk tiup. Minimal ada 6 lubang suara pada segi depan dan satu lubang pada segi belakang.

Suling yang umum dipakai untuk menemani musik Sawat ini, mempunyai skema irama yang paling sulit, namun tidak mengakibatkan bunyi yang dibuat berlainan dengan suling secara umum. Alunan melodi pada musik Sawat yang berisi berbagai macam ornament ini memperlihatkan jika nenek moyang Maluku memiliki sudut pandang dan perilaku yang terbuka dan adaptive.

3. Serunai Banjar dari Kalsel

serunai banjar

Sama sesuai namanya, alat musik ini kerap dimainkan untuk menemani seni bela diri silat dari banjar atau yang kerap disebutkan Bakutantau. Walau bela diri silat masih gampang diketemukan dan kerap didalami sampai saat ini, tetapi Serunai Banjar telah jarang-jarang diketemukan. Karena bela diri silat saat ini jarang-jarang dipakai untuk atraksi, tetapi dipakai dalam perlombaan yang tidak membutuhkan iringan musik. Perubahan zaman memengaruhi keberadaan alat musik ini, angkatan saat ini lebih menyenangi alat musik kekinian.

Alat musik tradisionil tiup ini datang dari Kalimantan Selatan, mempunyai wujud seperti terompet tetapi dengan ukir-pahatan ciri khas wilayah di tempat. Di bagian mulut Serunai Banjar ada dua reeds double yang menolong pemain Serunai Banjar dalam tiup langsung berkenaan bibir pemain.

Reeds alat musik ini dibuat berbahan yang paling simpel, yakni daun kelapa kering yang terpasang ke tempat tiup. Alat musik ini biasa dimainkan dengan bertepatan alat musik tradisionil yang lain dalam menemani kesenian bela diri atau kesenian yang lain.

4. Serangko dari Jambi

serangko

Serangko sebagai alat musik tradisionil tiup dari wilayah Jambi yang dibuat dari sundul binatang. Sundul yang dipakai bukan sembarangan sundul, dibuat dari sundul kerbau. Ukuran alat musik tiup ini mempunyai panjang 1 sampai 1,5 mtr., tidak terpikir berapa besarnya kerbau itu kan?.

Pada jaman dulu, Serangko dipakai dalam peperangan untuk memberikan aba-aba dan instruksi ke pasukan, hingga pemegang Serangko umumnya komandan perang. Tetapi pada akhirnya Serangko dipakai untuk kumpulkan warga buat memberikan informasi atau untuk dialog. Peranan alat musik ini penting dalam memberikan info tentang ada warga yang wafat, terserang bencana, atau peringatan musibah alam.

5. Foy Doa dari Flores

foy doa flores ntt

Alat musik tiup Foy Doa datang dari wilayah Flores. Karena tidak terdapat bukti warisan riwayat, sampai sekarang ini tidak dikenali asli berapakah umur alat musik Foy Doa. Wujud alat musik tradisionil ini ibarat sebuah suling double yang tebat dari bambu kecil yang bergandengan sekitar 2 bahkan juga lebih.

Alat musik ini biasa dimainkan oleh warga di tempat dalam sebuah permainan rakyat seperti bentengan dan lain-lain. Permainan rakyat ini umumnya dimainkan saat malam hari dengan bergabung dan membuat lingkaran. Suara yang bisa dibuat alat musik Foy Doa dapat berbentuk suara tunggal atau double bergantung pemainnya. Langkah mainkan alat musik ini sama seperti dengan bermain suling. Foy Doa umumnya dipakai untuk menemani syair-syair yang bertopik kehidupan.

6. Alat Musik Tiup - Serdam

serdam jambi

Serdam adalah bukti kekayaan alat musik tiup tradisionil yang lain yang berada di Indonesia. Wujud Serdam memang nyaris bahkan juga seperti suling hingga cukup banyak yang berasumsi jika Serdam sama dengan suling.

Rupanya alat musik ini bersuara dasar G=Do dan mempunyai 5 lubang yang hasilkan suara Do, Re, Mi, Fa, dan Sol. Serdam umumnya dipakai untuk menemani Solis/pemusik solo/vokalis tunggal yang terkait dengan lagu yang ditampilkan.

Suara yang dibuat Serdam mempunyai karakter sendu, seolah-olah pemain Serdam sedang rasakan duka cita, bahkan juga yang dengar juga bisa merasainya. Seakan-akan orang yang mainkan alat musik ini sedang melipur diri dari sakit hati yang menerpanya.

Serdam dibuat dari bambu berwujud bundar yang berdiameter 1 - 1,5 cm dan panjang 25 - 26 cm. Jarak masing-masing lubang Serdam 2 cm dan jarak ujung Serdam ke lubang pertama ialah 4 cm. Instrument musik dari Lampung ini mempunyai lubang peningkah memiliki ukuran 4 mm. Jarak lubang klep I dan klep II sekitaran 1,5 cm dan jarak peniup ke klep I ialah 4 cm.

7. Sunding Tongkeng

sunding tongkeng

Sunding Tongkeng mempunyai wujud batas bambu yang berbuku mempunyai panjang 30 cm. Salah satunya jemari dari batas Sunding Tongkeng didiamkan saja dengan alami tidak alami peralihan wujud. Jumlah lubang suara untuk atur suara pada alat musik ini sejumlah 6 biji.

Beberapa lubang untuk tiup Sunding Tongkeng dikasih sedikit belitan dari daun tala. Karena langkah tiup Sunding Tongkeng sama dengan suling (secara tegak) jadi tidak sedikit orang yang menyebutkan bernama suling. Alat musik ini umumnya dimainkan di saat malam hari saat jaga hewan ternak.

8. Suling Lembang dari Tana Toraja

suling lembang toraja

Asal wilayah penemu alat musik tiup tradisionil ini ialah Sulawesi Selatan serta lebih persisnya wilayah Tana Toraja. Mempunyai ukuran dengan panjang 40 sampai 100 cm jadikan Suling Lembang sebagai suling paling panjang di wilayah Toraja. Bukan hanya di Toraja, bahkan juga dapat digolongkan alat musik tiup paling panjang di Indonesia.

Meskipun mempunyai ukurannya yang benar-benar panjang, rupanya alat musik ini berdiameter yang kecil hingga masih nyaman digenggam. Kekhasan Suling Lembang yang lain ialah ada tambahan cerobong sundul di bagian ujungnya, hingga seperti terlihat trompet.

Lubang pengontrol suara pada Suling Lembang sejumlah 6 biji. Alat musik ini bisanya dimainkan bertepatan dengan alat musik Suling Deata, karena Suling Lembang kurang pas dimainkan dengan cara solo. Pemakaian Suling Lembang ini untuk menemani beberapa lagu Toraja khususnya dalam nuansa duka.

Kontributor Suling Lembang akan kelihatan penting pada suatu aktivitas Rambu Tuka' dan Aluk Rampe Matampu. Suling Lembang benar-benar bermanfaat dalam menemani syair pada acara tradisi itu.

9. Puwi-Puwi

puwi puwi

Puwi-puwi atau yang kerap disebutkan pulik-puik sebagai alat musik yang seperti terompet dari Sulawesi Selatan. Wujud alat musik ini sama dengan alat musik Indonesia (Sronen, Serunai, dan Trompet). Kehadiran puwi-puwi bukan hanya menebar di Sulawesi Selatan bahkan juga sampai mayoritas daerah Indonesia.

Di wilayah Jawa dahulu ditemui banyak alat musik tradisionil seperti puwi-puwi. Tetapi kehadirannya saat ini sangat jarang-jarang bahkan juga dapat disebutkan musnah. Kemungkinan cuma di sejumlah wilayah tertentu (Sulawesi Selatan) anda bisa menemui alat musik ini.

10. Saluang

alat musik tiup saluang

Asal alat musik ini ialah wilayah Minangkabau. Saluang dibuat dari bambu tipis atau yang kerap disebutkan dengan bambu talang. Bambu yang baik sekali untuk membikin Saluang ialah bambu yang kerap dipakai membuat jemuran atau yang tenggelam terikut saluran sungai.

Alat musik ini masih semacam alat musik tiup yang paling terkenal yakni suling. Bedanya ialah Saluang mempunyai lubang yang sedikit dibandingkan suling, yakni 4 lubang. Ukuran salung termasuk panjang yakni 40 sampai 58 cm. Dan untuk garis tengah alias diameternya ialah 3 sampai 3,5 cm.

Tiap wilayah di Minangkabau mempunyai tehnik tertentu dalam tiup dan mainkan Saluang. Tehnik yang kerap dipakai salah satunya ialah style Solok Salayo, Singgalang, Suayan, Koto Tuo, dan lain-lain.

Dipercayai oleh warga di tempat jika ada banyak Saluang yang mempunyai daya dan kemampuan magic. Umumnya dipakai untuk mengantar sichir atau pengetahuan hitam dalam warga di tempat.

11. Pupuik Tangkai Padi

pupuik tangkai padi

Di Minangkabau ada alat musik tradisionil yang paling simpel dan dibuat dari tangkai padi. Di bagian peniupnya, ada belitan yang yang di tengah-tengahnya ada lidah yang dibuat dari daun kelapa buat hasilkan suara.

Bunyi yang terbentuk dari alat musik Pupuik Tangkai Padi bersuara tinggi sekali dan melengking. Tetapi tinggi rendahnya dan nikmat tidaknya suara yang dibuat bergantung dari ketrampilan pemain Pupuik Tangkai Padi.

12. Serunai

alat musik serunai bengkulu

Serunai kerap dikatakan sebagai Klarinet Minang sebagai nama kece dan terkenal. Alat musik ini dibuat dari 2 potongan bambu berlainan, bambu yang kecil ditempatkan ke bambu yang semakin besar.

Suara yang bisa dibuat oleh alat musik ini datang dari 4 biji lubang dan hasilkan suara melodis. Serunai terhitung alat musik yang pembikinannya susah dilaksanakan hingga jadikan alat musik ini jarang-jarang dijumpai. Disamping itu pemakaian alat musik tiup ini juga jarang-jarang, tidaklah aneh kehadiran Sarunai sekarang semakin susah di jumpai.

Untuk memperoleh Sarunai, umumnya harus pesan oleh pembikin Sarunai karena jarang-jarang sekali ada penjual Sarunai. Konsumen alat musik ini dari kelompok tertentu, umumnya pemesan Sarunai ialah kolektor barang unik dan seseorang yang berjiwa seni.

13. Alat Musik Bambu - Oli

alat musik oli

Oli sebagai alat musik tiup yang lain yang dibuat dari bambu. Napas pameo Oli harus kuat karena langkah memainkan manfaatkan rongga mulut sebagai resonator. Alat musik ini lebih banyak diketemukan dan menyebar pada kebudayaan warga Melayu walau kemungkinan sedikit terdapat ketidaksamaan pada tiap wilayahnya.

Alat musik ini menjadi satu diantara yang diproteksi dari kemusnahan dan diusahakan supaya angkatan selanjutnya bisa mengenali alat musik ini. Oli kerap dipakai pada acara tradisi di wilayah Sangihe untuk rayakan upacara budaya sukur atau kerap disebutkan Tulide. Selainnya dipakai pada acara tradisi, Oli dipakai dalam pagelaran musik bersama dengan alat musik yang lain dalam serangkaian ensambel.

14. Suling Sapi / Feku Ona

suling sapi atau feku ona

Alat musik tiup tradisionil dari Nusa Tenggara Timur ini dibuat dari kayu. Feku Ona atau umum disebutkan suling sapi sebagai alat musik tipe ocarina. Seruling dengan wujud silindris ini sedikit cembung di bagian yang berlubang dan diperlengkapi dengan tali. Beberapa peternak sapi biasanya mainkan feku ona untuk menggirng sapi atau kerbau ke arah padang rumput dan rimba saat sedang menggembala.

15. Suling Balawung

Suling Balawung sebagai alat musik yang dari wilayah Kalimantan. Seperti suling secara umum, Suling Bawung dibuat dari bambu yang memiliki ukuran kecil. Jumlah lubang yang dipunyai Suling Balawung 5 pada bagian bawah dan 1 pada bagian atas. Antiknya, Pemain alat musik ini umumnya wanita berlainan dengan alat musik yang lain yang lebih sama dengan pria. Wanita yang kerap mainkan Suling Bawungan umumnya dari suku Dayak yang menetap di bantaran sungai Katingan.

Suling Balawung mempunyai suara pentatonik 5 suara dasar do, re, mi, fa, sol, dan la. Alat musik ini juga kental dengan elemen magic dan dipandang keramat oleh warga di tempat.

16. Pakkeke dari Sulawesi Barat

Pakkeke sebagai alat musik tradisionil asal Sulawesi Barat. Alat musik ini jugapopuler dengan panggilan keke. Kekhasan keke bukan hanya kelihatan dari memiliki bentuk tetapi dari suara yang dibuat berlainan dengan alat musik tiup yang lain.

Pakkeke dibuat dari tangkai bambu yang memiliki ukuran kecil dan sisi ujungnya dikasih daun kelapa yang dikeringkan lalu dililitkan. Peranan daun kelapa ini ialah untuk sumber suara. Pakkeke biasa dibawa dan dibikin oleh petani karena petani zaman dulu hilangkan rasa jemu di kebun/sawah dengan alat musik ini.

17. Alat Musik Tiup - Pareret

pareret ntb

Pareret NTB sudah berkembang di wilayah Lombok sisi barat yang dibawa oleh beberapa orang Bali. Alat musik ini mempunyai kekhasan dalam pembikinannya, membutuhkan hari yang dipandang baik menurut penghitungan. Yang paling penting ialah sesuai penghitungan "Pahing", ingin hari apa saja tidak jadi masalah yang paling penting Pahing. Dalam pembikinannya harus juga sediakan sesajen yang terbagi dalam kepeng berlubang, buah pinang, beras, dan benang kotak setukel.

Pembikinan Pareret membutuhkan sesajen karena dipandang sanggup membuat perlindungan pengrajin supaya tidak mempunyai mata merah dan berair. Pareret dapat ditemui dalam pemujaan dan ulang tahun Pura di Bali, karena disemarakkan dengan beberapa alat musik satu diantaranya Pareret.

18. Sarone dari NTB

SARONE NTB

Sarone datang dari wilayah Nusa Tengara Barat. Alat musik ini bisa digolongkan sebagai klarinet hanya karena mempunyai sebuah lidah. Sarone dibuat dari bambu memiliki ukuran kecil yang dilubangi dan ditambah lagi daun lontar.

Alat musik ini mempunyai dua jenis, ada yang mempunyai 5 biji lubang pengontrol suara, ada juga yang mempunyai 6 biji lubang pengontrol suara. Sarone 5 lubang mempunyai suara do, re, mi, fam dan sol. Dan yang mempunyai 6 lubang bersuara do, re, mi, fa, sol, la, dan sang.

19. Suling Bangka

Suling memanglah bisa diketemukan di beberapa daerah di Indonesia, satu diantaranya di wilayah Bangka Belitung. Tetapi suling dari Bangka Belitung populer karena mempunyai corak yang unik dan ukir-pahatan yang cantik hingga membuat lebih mencolok dari suling biasa.

Bahan yang dipakai untuk membikin suling ini benar-benar memengaruhi suara yang dibuat. Di jaman kekinian seperti sekarang ini, Suling Bangka masih bisa dijumpai di Bangka Belitung.

20. Triton

terompet kerang triton

Triton sebagai nama sebuah teluk di wilayah Papua yang dipercaya mempunyai keelokan seperti Raja Ampat bahkan juga lebih cantik. Pada akhirnya Triton dipakai untuk nama alat musik tiup yang dari Papua. Sampai sekarang, alat musik ini bisa dijumpai di wilayah Yapen, Biak, Wondama, dan Raja Ampat.

Dalam menyaksikan sepintas, pasti anda akan menduga jika Triton ialah hewan hidup. Triton memang dibuat dari sisi binatang hidup, lebih persisnya cangkang kerang yang telah dilubangi. Selainnya sebagai fasilitas selingan, Triton mempunyai peranan khusus untuk panggil warga atau memberikan pertanda.

21. Karinding

KARINDING DAN BAMBU RESONATOR (JAWA BARAT)

Alat musik tiup ini datang dari Jawa Barat, kota yang populer pembikin alat musik ini ialah Lewo, Tasikmalaya, Citamiang, dan Garut. Bukan hanya berguna seperti alat musik. Karindding sanggup menyingkirkan hama sawah.

Karinding secara umum dimainkan dengan beregu, setidaknyaterdiri dari 2 orang atau lebih. Lagu yang umum dimainkan dengan iringan Karinding ialah Titisan Karuhun Sunda - Bandung mulang.

Dalam Karinding ada 4 jenis suara dalam memainkan, salah satunya yakni : rereogan, gondangan, tonggeret, dan iringan. Suara yang dibuat dari Karinding nyaris serupa dengan serangga kecil atau burung dengan gelombang ultrasonik yang sanggup mengusik pendengaran hama.

22. Pareret Bali

Pareret Bali sebagai alat musik tradisionil Bali yang berwujud seperti trompet. Alat musik ini biasa dipakai untuk panggung seni Sewo Gati dan upacara tradisi yang lain. Beberapa warga Bali yang mempunyai keyakinan animisme percaya jika ada Pareret yang dapat dipakai untuk pengetahuan sichir. Mereka yang yakin, yakini jika Pareret Bali bisa dipakai untuk guna-guna ke wanita supaya ingin dinikahi. Tetapi tidak seluruhnya warga yakini keyakinan itu.

23. Bansi Alas atau Bensi

bensi atau bansi alas

Alat musik ini datang dari wilayah Aceh yang dibuat dari kayu dengan panjang 41 cm dan dengan diameter 3 cm. Bansi Alas dan mempunyai 7 biji lubang untuk pengontrol suara yang ingin kita keluarkannya. Pembikinan Bansi pada jaman dulu sama karena ada informasi duka oleh masyarakat di tempat yang wafat. Jika Bansi dibikin untuk menghargai orang yang telah wafat, nanti Bansi yang telah jadi akan dihanyutkan di sungai.

Di tanah Alas, dahulu Bansi dipakai untuk menemani tarian ciri khas Dusun Telangat Pagan yakni tarian Landok Alun. Tarian Landok Alun memvisualisasikan keceriaan yang dirasa beberapa petani yang mendapatkan rejeki berlimpah berbentuk panen dan keadaan tempat yang bagus.

24. Kecapi Mulut

kecapi mulut

Manfaat alat musik Kecapi Mulut umumnya cuma untuk selingan pemainnya sendiri karena suara yang dibuat tidak begitu keras. Kehadiran alat musik ini sangat jarang-jarang diketemukan. Salah satunya lokasi yang simpan Kecapi Mulut untuk bahan koleksi ialah Museum Loka Budaya Kampus Cendrawasih.

Alat musik tiup ini mempunyai wujud yang paling simpel dan mempunyai suara yang simpel. Untuk memainkan simpel, kecapi mulut harus diapit antara bibir selanjutnya ditiup sekalian menarik talinya.

25. Amyen

amyen alat musik tiup

Selainnya Triton, Papua mempunyai alat musik tiup Amyen yang mempunyai wujud seperti trompet tetapi ada yang menjelaskan seperti suling. Pada jaman dahulu, alat musik ini dipakai untuk berikan teguran jika ada teror dari lawan perang atau musibah. Tetapi pada akhirnya alat musik ini dipakai untuk menemani tarian dan upacara tradisi. Alat musik ini dibikin memakai bahan khusus kayu putih.

26. Ole-ole

Ole-ole sebagai alat musik tiup yang paling simpel, dibuat dari tangkai padi dan manfaatkan daun kelapa sebagai resonatornya. Alat musik ini cuma dibuat dari 1 batas tangkai padi. Pada batas tangkai padi itu, pangkal ujung dekat ruasnya diperpecah hingga pecahan itu jadi penggetar udara. Ole-ole pun tidak jarang-jarang mempunyai lubang pada batangnya.

Ole-ole mempunyai lubang yang tidak teratur bergantung pembikinnya inginkan suara bagaimana. Pada pangkalnya, Ole-ole dikasih gulungan daun tebu atau kelapa sebagai pengeras suara.

27. Yori

YORI (SULAWESI TENGAH)

Jika umumnya alat musik tiup dibuat dari bambu atau sisi binatang, berbeda hal dengan Yori. Yori sebagai alat musik yang dibuat dari kulit pelapah enau dan tali dari kulit kayu. Tidaklah aneh kehadiran alat musik ini tidak gampang dijumpai karena bahan dan pembikinannya memerlukan waktu yang lama.

Suara yang bisa dibuat alat musik ini benar-benar terbatas tidak begitu keras, umumnya tidak bisa didengarkan di jarak 8 mtr. lebih. Secara umum, peranan Yori sendiri memang hanya untuk melipur diri supaya situasi tidak sunyi.

28. Korno atau Tahuri

TAHURI - TEROMPET KERANG (MALUKU)

Selainnya Papua yang mempunyai Triton sebagai alat musik yang dengan bahan dasar kerang, Maluku mempunyai Tahuri yang dibuat dari kerang juga. Untuk yang belum ketahui, kemungkinan menduga alat musik tiup ini hanya sebuah pajangan. Alat musik ini dipercayai telah berada di Maluku semenjak era ke-19.

Tahuri kerap dipakai sebagai fasilitas pemanggil warga di tempat untuk bergabung atau untuk berikan teguran bahaya. Alat musik Tahuri kerap dipakai dalam panggung musik tradisionil bertepatan alat musik tradisionil yang lain.

29. Kohotong

Kohotong sebagai alat musik yang dibuat dari dahan tanaman liar. Alat musik Kohotong sekarang sangat susah diketemukan karena kehadiran alat musik tiup tradisionil ini telah tergeser oleh alat musik lain.

Meskipun memakai dahan tanaman liar, tanaman liar yang dipakai untuk membikin Kohotong bukan sembarangan tanaman liar. Umumnya bahan yang dipakai sebagai alternatif dahan tanaman liar ialah dahan pohon enau.

30. Alat Musik Tiup - Kadire

kadire kalimantan timur
tetabuhan.sonobudoyo.com

Keledi atau yang kerap disebutkan Kadire sebagai alat musik tiup yang umum dimainkan oleh warga Suku Dayak. Kadire bisa hasilkan suara dengan tiup tempurung kelapa yang dikeringkan itu. Tempurung kelapa berperan untuk atur suara Keledi.

Alat musik yang hasilkan suara pentatonik ini biasa dipakai untuk menemani nyanyian wilayah, teater, tarian, atau selingan yang lain.

Begitu 30 daftar alat musik tiup tradisionil yang bisa diketemukan di Indonesia. Dengan membaca artikel ini tentu saja selainnya menambahkan wacana pembaca, diharap sanggup tumbuhkan sikap senang pada kekayaan Indonesia.

Mari sebagai penerus bangsa dan sisi bangsa yang bagus, perbanyaklah pengetahuan berkenaan kekayaan Indonesia dan lestarikanlah. Dengan demikian, kepayang bangsa bukan hanya jadi narasi di periode kedepan. Mudah-mudahan artikel ini berguna dan menolong pembaca. Terima kasih.

Posting Komentar untuk " Jenis Alat Musik Tiup Tradisional, Bukti Kekayaan Budaya Indonesia"